Perbedaan Kutub Utara dengan Kutub Selatan


- Kutub yang berlawanan
Pada dasarnya, daerah Kutub Utara (Artik) adalah laut beku yang
dikelilingi oleh tanah sehingga tdapat dihuni oleh hewan ataupun
manusia. Sebaliknya, Antartika atau Kutub Selatan ternyata terdiri dari
benua-benua dengan pegunungan dan danau yang dikelilingi oleh lautan
sehingga tidak dapat dihuni oleh manusia.
Secara sosial dan politik, wilayah Artik meliputi wilayah utara Kanada,
Greenland (termasuk wilayah Denmark), Rusia, Islandia, Norwegia,
Swedia, Finlandia dan Amerika Serikat.
- Kondisi wilayah
Nyatanya, kondisi wilayah Artik dan Antartika sangat berbeda walaupun
keduanya merupakan daerah yang diselimuti oleh es. Bedanya, daerah
Antartika yang berada di benua paling selatan memiliki sekitar 90% es di
dunia atau juga hampir tiga per empat dari air tawar bumi terhimpun di
sana. Maka, tidak jarang beberapa puncak gunung es terapung yang berada
di Antartika sering dilanda kekeringan.
- Penghuni
Ternyata, Kutub Selatan atau daerah Antartika adalah satu-satunya
tempat di bumi yang tidak dimiliki oleh siapapun. Menurut penelitian,
daerah Antartika tidak memiliki sejarah penduduk asli, bahkan
berdasarkan perjanjian Antartika, dinyatakan bahwa tanah dan sumber daya
yang ada digunakan untuk tujuan perdamaian dan ilmiah. Hal ini tentu
sangat kontras dengan lebih dari 4 juta orang yang hidup dalam lingkaran
Artik di beberapa kota kecil maupun kota besar seperti Barrow, Alaska,
Tromso, Norwegia, Muramansk dan Salekhaard di Rusia.
- Hasil tambang
Menurut survey dari US Geological, di sebelah utara lingkaran Artik
diperkirakan terdapat ¼ cadangan minyak dari total cadangan minyak yang
belum digali di seluruh dunia. Melihat potensi itu, Rusia telah
mengambil langkah berani dengan mengklaim dan meletakkan petak besar
wilayah Kutub Utara dengan harapan dapat mengeksplorasi cadangan gas di
Lomonosov Ridge. Apalagi ditambah dengan adanya tambang minyak yang
berada di 1.200 mil di bawah air pegunungan tersebut yang menyimoan
sekitar 10 miliar ton sumber daya alam yang sangat mahal itu. Bahkan AS
juga turut terlibat dengan mengirimkan kapal pemecah es untuk memetakan
wilayah Artik mereka yang masuk dalam wilayah Negara Bagian Alaska.
Sementara itu diyakini bahwa beberapa endapan minyak bumi terdapat di
Kutub Selatan (Antartika) seperti di bawah Laut Ross. Namun Perjanjian
Antartika dapat menghentikan pengeboran minyak secara berlebihan.
- Satwa langka
Penguin dan beruang kutub adalah hewan-hewan yang identic dengan daerah
kutub yang dingin. Namun, yang membedakan adalah tempat tinggal penguin
adalah Antartika sedangkan beruang kutub hidup di Artik. Beruang kutub
pernah melakukan perlintasan jalan beku yang sama dimana burung yang
melenggang di lintasan tersebut menjadi mangsa yang mudah ditangkap bagi
beruang raksasa. Tapi penguin tidak perlu khawatir mengenai daerah
pemangsa. Mereka telah beradaptasi dengan menggunakan sayap mereka yang
berfungsi sebagai pengayuh layaknya sirip untuk bergerak di laut
- Suhu
Perbedaan suhu di Kutub Utara dan Kutub Selatan ternyata tidak begitu
jauh. Antartika begitu dingin sehingga salju tidak pernah mencair di
banyak wilayah Antartika. Suhu rata-rata Antartika sekitar -56 derajat
Fahrenheit (-49 derajat Celcius), merupakan iklim yang paling dingin di
bumi. Sebaliknya Kutub Utara (Artik) pada musim dingin rata-rata suhunya
mencapai -29 derajat Fahrenheit (-34 derajat Celcius), tapi akan lebih
hangat di musim panas. Suhu terendah yang pernah tercatat di bumi adalah
-128 derajat Fahrenheit (-89,6 derajat Celcius), tercatat pada tanggal
21 Juli 1983 di Stasiun Vostok yang terletak di dekat Geomagnetic Kutub
Selatan.
Semakin banyak es mencair
Semakin banyak es di Kutub Utara dan Selatan yang mencair
Walau terpencil dan tidak bersahabat, wilayah kutub sejak lama menarik perhatian para ilmuwan.
Jauh dibawah permukaannya yang beku, kutub menyimpan rahasia kuno bumi, ketika es menutupi sebagian besar permukaan bumi.
Tetapi bersamaan dengan besarnya keinginan para ilmuwan untuk mempelajari daerah ini, makin meningkat pula kekuatiran bahwa es di kedua kutub bumi mencair dengan tingkat yang sangat cepat.
Ini jelas terlihat di laut Artik, lautan yang sangat dingin, yang mengitari Kutub Utara, yang menimpa es abadi.
Seperti diketahui, di Kutub Utara dan Selatan terdapat dua jenis, yaitu es musiman, yang terbentuk saat musim dingin tiba, dan es abadi, yang tebal dan tidak mencair sepanjang tahun.
Namun penelitian selama 10 tahun terakhir menunjukkan penurunan dramatis dalam es abadi.
Dr. Son Nghiem adalah ilmuwan di badan antariksa NASA, yang menggunakan pantauan citra satelit untuk menentukan seberapa banyak es abadi yang cair.
“Yang kami amati adalah penurunan drastis es abadi dan luas penurunan bisa dikatakan sangat luas. Pada tahun 2005 terjadi pengurangan hingga 14 persen atau wilayah seluas Texas maupun Turki,” tuturnya.
Apakah
anda tahu, apa yang akan terjadi bila semua es di kutub itu mencair? Es
di kutub utara dan selatan mencakup 10 persen dari permukaan bumi.
Jumlah es diperkirakan mencapai 5 miliar kubik. Jadi, bila es di kutub
mencair maka permukaan air laut akan naik dan tentu saja hal tersebut akan berdampak pada Indonesia. Lebih dari 17.000 pulau di negeri kita ini terancam tenggelam.
Fenomena global seperti perubahan iklim, akan membuat udara semakin panas. Hal itu akan berimbas pada Kutub Utara dan es di daerah tersebut bisa ikut mencair.
National Geographic membuat sebuah peta interaktif. Peta memperlihatkan bahwa ketika seluruh es mencair, permukaan laut akan semakin tinggi, banyak daratan hilang, pegunungan jadi pulau, dan manusia bakal merugi.
Di peta wilayah Asia, bisa dilihat dampak mencairnya es kutub pada Indonesia. Terlihat, garis pantai lebih menjorok ke dalam. Artinya, daratan Indonesia akan berkurang secara signifikan dan berubah menjadi lautan.
Dapat dilihat pula, wilayah laut Indonesia menjadi lebih "bersih". Artinya, banyak pulau-pulau di Indonesia yang akan hilang tenggelam. Wilayah Kalimantan sendiri akan kehilangan banyak daratan, membuat Indonesia kehilangan banyak wilayah hutan.
Dampak yang bisa dibayangkan, banyak spesies eksotik di Indonesia, seperti harimau sumatera, orangutan sumatera dan Kalimantan, serta banyak lagi, akan terganggu. Banyak masyarakat adat yang bergantung pada hutan akan semakin sulit untuk hidup.
Peta juga memperkirakan apa yang akan terjadi pada wilayah Asia lain. Delta Sungai Mekong akan tergenang. Dampaknya, wilayah China, India, dan Banglades akan banjir. Sebanyak 760 juta populasi, berdasarkan hitungan saat ini, akan dirugikan.
Di wilayah Eropa, diperlihatkan bahwa dengan mencairnya seluruh es, London hanya akan menjadi kenangan. Begitu juga dengan Venesia, Belanda, dan Denmark. Di Amerika Utara, dampaknya ialah wilayah San Francisco yang akan menjadi kluster pulau.
Ilmuwan memperkirakan, mungkin butuh waktu lebih dari 5.000 tahun bagi semua es untuk mencair. Namun, bila manusia terus memakai bahan bakar fosil dan beraktivitas seperti biasa hingga menambahkan triliunan ton karbon ke atmosfer, Bumi akan makin panas dan es mencair lebih cepat.
Bumi terakhir mengalami masa yang sangat panas dan bebas es pada 34 juta tahun lalu, zaman Eocene. Jika gas rumah kaca di atmosfer terus bertambah, bukan tidak mungkin masa itu terulang kembali.
Untuk wilayah Antartika Barat saja, sejak tahun 1992, es sudah mencair. Laporan National Geographic menyatakan bahwa jumlah es yang mencair sekitar 65 juta metrik ton. Es di Greenland juga dilaporkan mencair secara signifikan.
Semakin banyak es mencair

Walau terpencil dan tidak bersahabat, wilayah kutub sejak lama menarik perhatian para ilmuwan.
Jauh dibawah permukaannya yang beku, kutub menyimpan rahasia kuno bumi, ketika es menutupi sebagian besar permukaan bumi.
Tetapi bersamaan dengan besarnya keinginan para ilmuwan untuk mempelajari daerah ini, makin meningkat pula kekuatiran bahwa es di kedua kutub bumi mencair dengan tingkat yang sangat cepat.
Ini jelas terlihat di laut Artik, lautan yang sangat dingin, yang mengitari Kutub Utara, yang menimpa es abadi.
Seperti diketahui, di Kutub Utara dan Selatan terdapat dua jenis, yaitu es musiman, yang terbentuk saat musim dingin tiba, dan es abadi, yang tebal dan tidak mencair sepanjang tahun.
Namun penelitian selama 10 tahun terakhir menunjukkan penurunan dramatis dalam es abadi.
Dr. Son Nghiem adalah ilmuwan di badan antariksa NASA, yang menggunakan pantauan citra satelit untuk menentukan seberapa banyak es abadi yang cair.
“Yang kami amati adalah penurunan drastis es abadi dan luas penurunan bisa dikatakan sangat luas. Pada tahun 2005 terjadi pengurangan hingga 14 persen atau wilayah seluas Texas maupun Turki,” tuturnya.
Apa akibat jika kutub utara dan kutub selatan mencair ???
![]() |
Kutub Utara |
Fenomena global seperti perubahan iklim, akan membuat udara semakin panas. Hal itu akan berimbas pada Kutub Utara dan es di daerah tersebut bisa ikut mencair.
National Geographic membuat sebuah peta interaktif. Peta memperlihatkan bahwa ketika seluruh es mencair, permukaan laut akan semakin tinggi, banyak daratan hilang, pegunungan jadi pulau, dan manusia bakal merugi.
Di peta wilayah Asia, bisa dilihat dampak mencairnya es kutub pada Indonesia. Terlihat, garis pantai lebih menjorok ke dalam. Artinya, daratan Indonesia akan berkurang secara signifikan dan berubah menjadi lautan.
Dapat dilihat pula, wilayah laut Indonesia menjadi lebih "bersih". Artinya, banyak pulau-pulau di Indonesia yang akan hilang tenggelam. Wilayah Kalimantan sendiri akan kehilangan banyak daratan, membuat Indonesia kehilangan banyak wilayah hutan.
Dampak yang bisa dibayangkan, banyak spesies eksotik di Indonesia, seperti harimau sumatera, orangutan sumatera dan Kalimantan, serta banyak lagi, akan terganggu. Banyak masyarakat adat yang bergantung pada hutan akan semakin sulit untuk hidup.
Peta juga memperkirakan apa yang akan terjadi pada wilayah Asia lain. Delta Sungai Mekong akan tergenang. Dampaknya, wilayah China, India, dan Banglades akan banjir. Sebanyak 760 juta populasi, berdasarkan hitungan saat ini, akan dirugikan.
Di wilayah Eropa, diperlihatkan bahwa dengan mencairnya seluruh es, London hanya akan menjadi kenangan. Begitu juga dengan Venesia, Belanda, dan Denmark. Di Amerika Utara, dampaknya ialah wilayah San Francisco yang akan menjadi kluster pulau.
Ilmuwan memperkirakan, mungkin butuh waktu lebih dari 5.000 tahun bagi semua es untuk mencair. Namun, bila manusia terus memakai bahan bakar fosil dan beraktivitas seperti biasa hingga menambahkan triliunan ton karbon ke atmosfer, Bumi akan makin panas dan es mencair lebih cepat.
Bumi terakhir mengalami masa yang sangat panas dan bebas es pada 34 juta tahun lalu, zaman Eocene. Jika gas rumah kaca di atmosfer terus bertambah, bukan tidak mungkin masa itu terulang kembali.
Untuk wilayah Antartika Barat saja, sejak tahun 1992, es sudah mencair. Laporan National Geographic menyatakan bahwa jumlah es yang mencair sekitar 65 juta metrik ton. Es di Greenland juga dilaporkan mencair secara signifikan.
![]() |
Ilustrasi London yang tenggelam |
sumber :
Http://carapedia.com/perbedaan_kutub_utara_kutub_selatan_info3207.html
(Sumber: http://www.bbc.co.uk/indonesian/indepth/story/2007/02/070216_globalwarming1.shtml)
http://sains.kompas.com/read/2013/11/08/1151109/Apa.yang.Terjadi.pada.Indonesia.bila.Seluruh.Es.Kutub.Meleleh.?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khlwp
(Sumber: http://www.bbc.co.uk/indonesian/indepth/story/2007/02/070216_globalwarming1.shtml)
http://sains.kompas.com/read/2013/11/08/1151109/Apa.yang.Terjadi.pada.Indonesia.bila.Seluruh.Es.Kutub.Meleleh.?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khlwp
http://www.apakabardunia.com/2013/09/apa-yang-terjadi-bila-semua-es-di-kutub.html
http://www.kabar24.com/edukasi/read/20130902/78/199588/jika-es-kutub-utara-mencair-indonesia-bakal-tenggelam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar